Kegiatan Belajar 1

Kompetensi dasar

3.8 Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/ atau  keragaman budaya, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca.

Indikator

Setelah mempelajari materi ajar berikut, kamu diharapkan mampu;

  1. Menjelaskan pengertian teks puisi
  2. Unsur intrinsik teks puisi
  3. Mengemukakan manfaat membaca teks puisi

Selamat pagi Anak-anak kami, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan pembelajaran. Pada pertemuan hari ini kita akan mempelajari puisi. Anak-anak kami pasti sudah pernah mendengar kata puisi bukan? Atau pernahkah kamu melihat acara di televisi yang menayangkan tentang sastrawan sedang berpuisi dengan kata-kata yang indah? Atau bahkan pernahkah kamu membaca teks puisi yang menceritakan tentang keindahan? Ya, itulah beberapa contoh teks puisi. Teks puisi dapat ditemukan di buku yang berisi tentang sastra, dalam film, cerpen/novel, majalah, Koran, dan program televisi tentang sastra budaya.

Setelah pembelajaran ini kalian diharapkan mampu memahami puisi, membuat sebuah puisi, dan mendemonstrasikannya agar apa yang kamu inginkan tercapai. Baiklah, kita akan memulai pada materi pertama.

Pengertian puisi tidak lepas dari ruang lingkup pengertian kesusastraan, yaitu karangan atau tulisan yang indah yang mempunyai makna tertentu dan mempunyai nilai keindahan. Puisi merupakan bentuk ekspresi yang dominan dalam sastra. Dominasinya bukan hanya karena bentuk syairnya yang mudah dihafal, tetapi juga karena penuh arti dan sangat digemari oleh mereka yang berpikir. 

Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna. Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunannya larik dan bait. Puisi sebagai ungkapan dengan serangkaian kata-kata sarat makna, sebagai ungkapan hati yang sangat pribadi, atau sebagai kata yang dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai makna dan rasa tertentu.

Menurut Hudson (dalam Aminuddin, 2009:134) mengungkapkan bahwa puisi merupakan salah satu kompetensi dalam pembelajaran sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaiannya yang nantinya menghasilkan ilusi dan imajinasi. Suryaman (2010:8) juga memberikan definisinya terhadap puisi yaitu puisi sebagai karya emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampurbaur dengan memperhatikan pembaca.

Tujuan penciptaan puisi itu bergantung kepada setiap pemikiran orang yang akan melahirkannya dengan kata-kata. Pada umumnya penciptaan puisi bertujuan untuk menunjukkan perasaan dan merangsang daya imajinasi panca indera. Seperti dalam Gloriani dan Setiawan (2013) dengan pemikirannya yaitu tujuan utama dalam penciptaan sebuah puisi. Pertama, untuk mengungkapkan perasaan. Kedua, sebagai kebutuhan yang berkesinambungan. Ketiga, sebagai sumber penghasilan. Selanjuttnya, menurut Pradopo (2009) dalam Selviana (2016), tujuan puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Dari pengertian-pengertian puisi maka dapat kita simpulka teks puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata.

Puisi merupakan bentuk pendeskripsian dan penggambaran terhadap suatu fenomena. Dan kata-kata yang diekspresikan cenderung lebih ke arah kata-kata yang tidak langsung atau implisit (tersirat). Ini bertujuan agar puisi bisa diinterpretasikan secara universal dan bebas oleh pembaca atau penikmat puisi. Berikut unsur intrinsik puisi;

1. Unsur Fisik

Pada unsur fisik ini merujuk pada pembentukan puisi yang dilihat dari strukturnya. Unsur ini merupakan unsur yang khas dari puisi, berikut beberapa diantaranya:

a. Diksi

Unsur ini merupakan cara seorang sastrawan dalam memilih kosakata dalam puisinya agar bisa lebih harmonis dan selaras. Inilah kenapa setiap kata-kata yang terungkap dari sebuah puisi sering kali tidak umum di dengar. Namun tentu fokus utamanya bukan pada diksi yang aneh dan asing tetapi pada keselarasan dan keharmonisan.

Kata dalam puisi ada yang bersifat konotatif dan denotatif. Pemilihan kata dalam puisi biasanya menekankan keindahan. Kata yang bersifat konotatif dan berlambang dapat menimbulkan multi tafsir karena dapat memiliki lebih dari satu makna. Bahasa puisi cenderung padat, jadi pilihan kata sangat diperlukan.

b. Gaya Bahasa

Selain penentuan kosakata yang diambil, kerap kali dalam sebuah puisi akan ada sebuah susunan kata yang memiliki karakter yang bermajas, konotatif dan bermakna ganda. Hal tersebutlah yang dinamakan gaya bahasa.

Gaya bahasa tersebut tentu tergantung dengan kondisi psikologis dan lingkungan dari sastrawan. Ini yang menimbulkan setiap gaya bahasa dari sastrawan memiliki ciri khas dan berbeda-beda.

c. Rima

Ciri khas yang bisa ditemukan dari karya sastra puisi ialah adanya persamaan pada salah satu potongan baris pada awal atau akhir kalimat di dalamnya. Persamaan berupa nada dan bunyi, hal tersebutlah yang disebut rima. Rima dapat ditemukan pada baris yang sama atau pada baris awal dan akhir.

d. Imaji

Unsur imaji merupakan unsur yang di dalamnya menyangkut pemakaian indera. Imaji terdiri dari tiga macam, yakni imaji visual (penglihatan), imaji taktil (sentuh & raba) dan imaji auditif (suara).

e. Tipografi

Pada unsur fisik bukan hanya berkutat pada kata tapi juga pada bentuknya. Bentuk keseluruhan puisi disebut tipografi, cakupan tipografi terdiri dari frase kata, bunyi, bait, larik dan kalimat. Maksud bentuk di sini adalah apakah puisi diawali dengan huruf kapital atau tidak, panjang kalimat pada suatu bait, penggunaan tanda baca atau sebagian baitnya menjorok ke dalam. Fungsi dari adanya tipografi adalah agar bentuk fisik puisi bisa memiliki output berupa suasana, rasa dan isi yang luas, sehingga dalam pembacaan dan penikmatan puisi bisa menjadi lebih mudah.

f. Kata Konkret

Kata konkret dalam unsur intrinsik puisi adalah kata yang berperan agar imaji bisa terlaksana. Karena kata konkret memiliki sifat imajinatif yang mengakibatkan timbulnya imaji. Kata konkret ini biasanya berupa kata kiasan, simbol atau lambang.

2. Unsur Batin

a. Tema

Maksud dari pengertian tema dalam puisi adalah ide utama atau dasar cerita yang dipresentasikan dalam sebuah karya sastra, dalam hal ini adalah karya sastra puisi. Tema yang dipresentasikan bisa diungkapkan secara eksplisit maupun implisit, ini tergantung dari penulisnya itu sendiri. Contoh tema yang sering digunakan sastrawan dalam puisi adalah tema percintaan, kesedihan, patah hati, politik, kritik sosial dan lingkungan budaya.

b. Amanat

Pengertian amanat di sini adalah kandungan pesan yang ada dalam karya puisi. Amanat dalam puisi sering berupa anjuran atau kata persuasi yang bisa mendorong penikmat untuk melakukan sesuatu atau memikirkan sesuatu.

c.Emosi/rasa

Unsur ini lebih berfokus pada rasa atau perasaan, ini berkaitan dengan apa yang dialami sastrawan saat membuat karya puisi. Emosi atau rasa adalah sikap sastrawan pada persoalan yang terdapat pada puisi yang diciptakannya. Tema dan rasa sangat terkait dengan latar belakang pengalaman, psikologi dan lingkungan sastrawan. Unsur ini adalah bentuk ekspresi sastrawan ke dalam puisi yang bisa berupa ekspresi kekesalan kebahagiaan, keceriaan, kemarahan, kesedihan ataupun keheranan.

d. Intonasi/Nada

Ini adalah unsur yang akan kentara ketia puisi dipresentasikan (dibaca) oleh sastrawan itu sendiri. Penikmat bisa memahami dari intonasi nada yang diutarakan (dibaca). Ini tentu sangat berhubungan dengan sikap, bentuk ekspresi dan cara sastrawan ketika pembacaan karyanya dilakukan, ada yang bersikap seolah-olah mengajak, marah, sedih atau gembira.

Membaca puisi juga memberikan banyak manfaat bagi pembacanya, berikut beberapa manfaat membaca puisi;

  1. Program “Escape“, membaca puisi adalah salah satu cara alam “melarikan” diri, hati dan jiwa ke dunia yang baru. Seringkali puisi mengantarkan kita ke suatu tempat yang baru yang belum pernah kita lalui. Suasana hati yang baru dengan perasaan yang baru sesuai dengan imajinasi kita.
  2. Menambah “Vocabulary and Knowledge“. Membaca puisi memberikan tambahan kosa kata yang baru serta pengetahuan yang baru. Puisi terkadang berisi kata-kata yang baru dan misterius yang mengundang otak kita untuk mencari tahu sehingga menambah pengetahuan. Saat ini, orang yang paling kuat adalah orang yang memiliki banyak pengetahuan tidak hanya ilmu namun juga rasa. 
  3. Mengurangi “Stress” dan “Bad Mood“. Membaca puisi, membuat kita merasa hidup tidak kesepian. Kita membaca dan kadang merasakan hal yang sama dengan sisi penulis puisi. Hal-hal yang negatif bisa berubah jadi positif jika kata-kata yang dibaca memberikan terbukanya hati dan pikiran sehingga lebih jernih dan positif menghadapi cobaan. 
  4. Membaca puisi dapat memperlambat kehidupan yang serba cepat. Kita jadi berhenti sejenak dan mencoba meresapi dengan mendalam kata-kata yang penuh makna. Hal ini membuat kehidupan menjadi berjalan lebih pelan dan tidak terburu-buru yang kadang membuat jiwa terguncang. Puisi membuat kehidupan berjalan lebih pelan, penuh makna dan dapat memberi rasa bahagia.
  5. Mampu mengantar diri ke masa yang lebih “simple“. Kehidupan yang ruwet penuh dengan godaan dan cobaan, dapat dikurangi dengan membaca puisi yang indah. Puisi mampu mengantarkan diri, hati dan jiwa ke suasana yang “simple” sederhana namun padat hikmah. Suasana yang sederhana mengantarkan kita lebih memahami kehidupan dengan cara-cara yang sederhana yang menggugah jiwa terdalam.   

“Doa”

Oleh: Chairil Anwar

 

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengigat Kau penuh seluruh

CayaMu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku aku mengembara di negara asing

Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Sumber:https://theaustron.blogspot.com/2017/03/analisis-puisi-doa-karya-chairilanwar.html

Setelah kamu membaca contoh teks puisi berjudul “Doa” pahamilah struktur batin dan struktur fisik dalam puisi tersebut;

 

 

Unsur Instrinsik

 

 

Bukti pada Teks

 

Unsur Fisik:

a.    Diksi

      Pada Pada puisi Doa karya Chairil Anwar diceritakan bahwa penyair tengah mengalami krisis iman, sehingga diksi yang digunakan oleh penyair adalah diksi yang menggambarkan perasaan yang ragu, bimbang, dan lemah. Pada puisi tersebut terdapat beberapa diksi seperti “Penuh seluruh” memang dua kata tersebut mempunyai makna yang sama namun penulis menuliskannya a Tuhan ada dan berada dimana-mana. sedemikian rupa untuk menyatakan bahw

      Lalu, ada pula kata “Lilin“. Dari kondisi penulis yang krisis iman penulis memunculkan kata lilin. Lalu menyandingkannya dengan kalimat “Kerlip lilin di kelam sunyi“. Pada kutipan tersebut kata lilin berarti penerangan dan dalam kehidupan kita bisa diartikan sebagai petunjuk.

       Lalu pada larik ke-9 terdapat kata “Hilang bentuk”. Kata hilang bentuk menggambarkan bahwa penulis tengah mengalami keadaan yang luar bisa, tidak seperti kondisi pada umumnya. Penulis telah hancur atau sudah terjerumus terlalu dalam pada kesesatan yang akhirnya mengakibatkan dirinya hancur.

 

b.   Kata Konkret

       Di dalam puisi tersebut terdapat beberapa kata konkret meliputi, “Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi.” Kata lilin yang disandingkan dengan kata tinggal kerlip menggambarkan petunjuk dalam kehidupan yang hanya tinggal secercah dalam kesesatan. Kesesatan disini digambarkan dengan kalimat kelam sunyi.

       Lalu pada kutipan puisi “Di pintu-Mu aku mengetuk”. Kata pintu disini menggambarkan jalan. Lalu diiringi dengan kata aku mengetuk menggambarkan keadaan yang ingin kembali. Jadi pada kutipan tersebut dimaksudkan bahwa penulis sadar dengan krisis iman yang tengah ia alami dan ia ingin kembali ke jalan-Nya (jalan yang benar).

 

 

c.    Imaji

      Imaji penglihatan terdapat pada kata “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi” dengan pengkajian tersebut penyair mengajak pembaca melihat seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah perumpamaan. Pembaca diajak seolah-plah mendengar ucapan tokoh aku dalam menyebut nama Tuhan  “aku masih menyebut namaMu“.  Penyair menyampaikan kepada pembaca nikmatnya sinar suci Tuhan sehingga pembaca seolah merasakannya “cahaya-Mu panas suci.”

      Dalam puisi “Doa” penyair memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imaji pembaca melalui ungkapan yang tidak langsung. Pada bait 1 penyair memanfaatkan citraan visual dengan memanfaatkan bahasa kias berupa majas metafora untuk melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhan, sehingga timbul keakraban, kekhusukan ketika merenung menyebut nama Tuhannya.

      Penyair juga menggunakan citraan visual untuk melukiskan sesuatu secara berlebihan. Hiperbola dimanfaatkan untuk menyangatkan arti guna menciptakan efek makna khusus. Yaitu melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhannya. Yang dilukiskan pada baris ketiga, disini penyair melebih-lebihkan kedekatannya, ketulusan, dan kepasrahannya kepada Tuhan “Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi“. Disini kedekatan antara penyair dan Tuhan, didalam sebuah kesunyian ketika merenung berdoa, hanya cahaya lilin yang redup dalam kesunyian malam.

      “Mengingat Kau penuh seluruh/Caya-Mu panas suci / Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi” menggunakan citraan visual memanfaatkan majas hiperbola pada baris kedua “Aku hilang bentuk remuk” yaitu melukiskan sesuatu yang berlebihan sehingga menimbulkan efek makna khusus. Disini dalam keheningan malam, berdoa menyebut nama Tuhannya dengan sepenuh hati hingga badannya bagaikan hilang dan remuk, rela badanya remuk tak tersisa demi Tuhannya.

      “Tuhanku/Aku hilang bentuk/Remuk” pada kutipan ini menggunakan pencitraan visual yang melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhannya.

      “Tuhanku/Di Pintu-Mu aku mengetuk/Aku tidak bisa berpaling“. Pemanfaatan pencitraan dalam puisi tersebut mampu menghidupkan imaji pembaca dalam merasakan apa yang diasakan oleh penyair, dengan menghayati pengalaman religi penyair.

 

d.   Tipografi

     Penulis menggunakan huruf kapital di setiap awal larik. Penulisan huruf kapital di setiap awal larik menggambarkan sesuatu yang tegas. Maksudnya, penulis mengungkapkan dengan tegas dan terang-terangan bahwa ia mengalami krisis iman.

e.    Rima

      Pada bait I susunan rima ( u-u-u-u-u-i-i). Merupakan rima acak. Didominasi oleh vokal u yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan bahwa masalah krisis iman yang dialami penulis merupakan masalah yang berat.

     Pada bait II susunan rima (u-u-u-u-i-u-i). Merupakan rima acak. Didominasi oleh vokal u yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan bahwa masalah krisis iman yang dialami penulis merupakan masalah yang berat.

f.     Majas

      “Aku mengembara di negeri asing” merupakan majas metafora, membandingkan sesuatu tanpa menggunakan perbandingan. Membandingkan keseriusannya dan kekhusukannya dalam berdoa, dengan pengembaraannya ke negeri asing.

      Majas hiperbola juga dimanfaatkanuntuk melukiskan sesuatu secara berlebihan. Dalam hal ini hiperbola menyatakan kedekatannya antara penyair dengan Tuhan, rela mengembara ke sebuah negeri asing yang sangat jauh demi mendekatkan diri pada Tuhannya yang dilukiskan dengan “Aku mengembara di negeri asing”. 

Unsur Batin

a.    Tema

     Pada puisi Doa karya Chairil Anwar tema yang diambil adalah Ketuhanan. Khususnya hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan puisi “Tuhanku / Dalam termangu / Aku masih menyebut nama-Mu”. Dalam kutipan tersebut menggambarkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Kata “masih” menggambarkan keadaan seorang hamba yang akan selalu mengingat Tuhannya dalam keadaan apapun.

b.   Suasana

     Suasana dalam puisi tersebut adalah menyedihkan dan mengharukan. Hal ini dibuktikan dalam kutpan “dalam termangu aku masih menyebut nama-Mu” hal ini menunjukkan bahwa penulis termenung memikirkan perbuatan salahnya dan benar benar menyesal atas apa yang ia telah perbuat. Suasana yang mengharukan dibuktikan dalam kutipan “Di pintu-Mu aku mengetuk” yang menunjukkan penyesalan penulis dan rasa ingin bertaubat dengan sungguh-sungguh.

c.    Nada

     Nada yang digunakan dalam puisi tersebut adalah sedih karena pada puisi tersebut bercerita tentang seseorang yang sangat menyesal atas apa yang ia perbuat.

d.   Amanat

     Sebagai seorang manusia memang tidak luput dari kesalahan namun, walaupun begitu kita harus menyadari kesalahan kita dan segera bertaubat.

 

Puisi adalah salah satu genre karya sastra lama yang  penting untuk dikaji berisi nilai-nilai dan pandangan-pandangan ‘lokal’ yang dapat memberikan pengaruh terhadap ideologi rakyat dan budaya. puisi juga bisa diartikan sebagai syair yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. 

Usur intrinsik puisi sebagai berikut.

  1. Unsur Fisik
  2. Diksi

Unsur ini merupakan cara seorang sastrawan dalam memilih kosakata dalam puisinya agar bisa lebih harmonis dan selaras.

a. Gaya Bahasa

Selain penentuan kosakata yang diambil, kerap kali dalam sebuah puisi akan ada sebuah susunan kata yang memiliki karakter yang bermajas, konotatif dan bermakna ganda.

b. Rima

Ciri khas yang bisa ditemukan dari karya sastra puisi ialah adanya persamaan pada salah satu potongan baris pada awal atau akhir kalimat di dalamnya.

c. Imaji

Unsur imaji merupakan unsur yang di dalamnya menyangkut pemakaian indera. Imaji terdiri dari tiga macam, yakni imaji visual (penglihatan), imaji taktil (sentuh & raba) dan imaji auditif (suara).

d. Tipografi

Pada unsur fisik bukan hanya berkutat pada kata tapi juga pada bentuknya. Bentuk keseluruhan puisi disebut tipografi, cakupan tipografi terdiri dari frase kata, bunyi, bait, larik dan kalimat.

e. Kata Konkret

Kata konkret dalam unsur intrinsik puisi adalah kata yang berperan agar imaji bisa terlaksana. Karena kata konkret memiliki sifat imajinatif yang mengakibatkan timbulnya imaji.

2. Unsur Batin

a. Tema

Maksud dari pengertian tema dalam puisi adalah ide utama atau dasar cerita yang dipresentasikan dalam sebuah karya sastra, dalam hal ini adalah karya sastra puisi.

b. Emosi/Rasa

Unsur ini adalah bentuk ekspresi sastrawan ke dalam puisi yang bisa berupa ekspresi kekesalan kebahagiaan, keceriaan, kemarahan, kesedihan ataupun keheranan.

c. Tonasi/Nada

Ini adalah unsur yang akan kentara ketia puisi dipresentasikan (dibaca) oleh sastrawan itu sendiri. Penikmat bisa memahami dari intonasi nada yang diutarakan (dibaca).

d. Amanat

Pengertian amanat di sini adalah kandungan pesan yang ada dalam karya puisi. Amanat dalam puisi sering berupa anjuran atau kata persuasi yang bisa mendorong penikmat untuk melakukan sesuatu atau memikirkan sesuatu.

Setelah membaca dan memahami kegiatan belajar 1, jawablah pertanyaan berikut ini untuk memperdalam pemahaman kamu mengenai materi teks puisi dan unsur pembangunnya.

Tugas Individu

  1. Jelaskan pengertian puisi !
  2. Jelaskan unsur-unsur instrinsik puisi !
  3. Jelaskan manfaat yang diperoleh dengan membaca teks puisi!

Tugas kelompok

Bentuklah tim kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa. Carilah contoh teks puisi, kemudian identifikasilah unsur pembangun dalam teks puisi tersebut!

  1. Puisi adalah karya sastra yang memiliki gaya bahasa yang luas karena di dalamnya mencakup keberagaman majas dan diksi. Puisi cenderung  mempunyai jumlah kalimat yang sedikit dan memiliki beberapa aturan baku lainnya yang membatasi. Ini agar karya sastra puisi bisa disebut puisi karena ada ruang lingkupyang mendasari dan membatasinya.
  2. Unsur intrinsik puisi sebagai berikut.
  • Unsur Fisik

a. Diksi

Unsur ini merupakan cara seorang sastrawan dalam memilih kosakata dalam puisinya agar bisa lebih harmonis dan selaras.

b. Gaya Bahasa

Selain penentuan kosakata yang diambil, kerap kali dalam sebuah puisi akan ada sebuah susunan kata yang memiliki karakter yang bermajas, konotatif dan bermakna ganda.

c. Rima

Ciri khas yang bisa ditemukan dari karya sastra puisi ialah adanya persamaan pada salah satu potongan baris pada awal atau akhir kalimat di dalamnya.

d. Imaji

Unsur imaji merupakan unsur yang di dalamnya menyangkut pemakaian indera. Imaji terdiri dari tiga macam, yakni imaji visual (penglihatan), imaji taktil (sentuh & raba) dan imaji auditif (suara).

e. Tipografi

Pada unsur fisik bukan hanya berkutat pada kata tapi juga pada bentuknya. Bentuk keseluruhan puisi disebut tipografi, cakupan tipografi terdiri dari frase kata, bunyi, bait, larik dan kalimat.

f. Kata Konkret

Kata konkret dalam unsur intrinsik puisi adalah kata yang berperan agar imaji bisa terlaksana. Karena kata konkret memiliki sifat imajinatif yang mengakibatkan timbulnya imaji.

  • Unsur Batin

a. Tema

Maksud dari pengertian tema dalam puisi adalah ide utama atau dasar cerita yang dipresentasikan dalam sebuah karya sastra, dalam hal ini adalah karya sastra puisi.

b. Emosi/Rasa

Unsur ini adalah bentuk ekspresi sastrawan ke dalam puisi yang bisa berupa ekspresi kekesalan kebahagiaan, keceriaan, kemarahan, kesedihan ataupun keheranan.

c. Intonasi/Nada

Ini adalah unsur yang akan kentara ketika puisi dipresentasikan (dibaca) oleh sastrawan itu sendiri. Penikmat bisa memahami dari intonasi nada yang diutarakan (dibaca).

d. Amanat

Pengertian amanat di sini adalah kandungan pesan yang ada dalam karya puisi. Amanat dalam puisi sering berupa anjuran atau kata persuasi yang bisa mendorong penikmat untuk melakukan sesuatu atau memikirkan sesuatu.

3. Manfaat yang diperoleh dengan membaca teks puisi adalah sebagai berikut;

  1. Program “Escape“, membaca puisi adalah salah satu cara alam “melarikan” diri, hati dan jiwa ke dunia yang baru.
  2. Menambah “Vocabulary and Knowledge“. Membaca puisi memberikan tambahan kosa kata yang baru serta pengetahuan yang baru.
  3. Mengurangi “Stress” dan “Bad Mood“. Membaca puisi, membuat kita merasa hidup tidak kesepian. Kita membaca dan kadang merasakan hal yang sama dengan sisi penulis puisi.
  4. Membaca puisi dapat memperlambat kehidupan yang serba cepat. Kita jadi berhenti sejenak dan mencoba meresapi dengan mendalam kata-kata yang penuh makna.
  5. Mampu mengantar diri ke masa yang lebih “simple“. Kehidupan yang ruwet penuh dengan godaan dan cobaan, dapat dikurangi dengan membaca puisi yang indah.